YA ALLAH, MATIKAN KAMI HUSNUL KHATIMAH.


By: Apriansyah Bintang

Bimillahirrahmanirrahim.

Allahumma Shalli ‘Ala Sayyidina Muhammad wa Alih wa Shahbih Ajma’in.

Alkisah, ada seseorang Mahasiswa yang terkenal tidak sungkan berontak terhadap dosen karena berbeda pemikiran. Bahkan Mahasiswa tersebut pernah diusir dari kelas oleh seorang Dosen Tua yang masih satu suku karena mengkritik sangat keras pendapatnya.

Mahasiswa tersebut juga sangat Liberal pemikirannya, memutarbalikkan dalil-dalil dengan bekal Bahasa Arab dan ilmu Islam yang dia pelajari di Pesantren Islamic Centre (ICM) Muhammadiyah Futuhiyah Cipanas Cianjur, Ponpes Modern Darussalam Gontor Ponorogo, dan Ponpes Nahdhatul Ulama (NU) Buntet Cirebon.

Mahasiswa tersebut memulai pergelutan batin dan akalnya di saat keluar pesantren. Dia banyak membaca buku-buku Philosophical Flow, Communism dan Socialism.

Ya Alqur’an itu “menangis” di ujung rak buku karena tidak pernah tersentuh lagi, padahal dia hafal berjuz-juz Alquran digantikan dengan kebanggaannya membawa buku Das Kapital karangan Karl Marx dan Friedrich Engels.

Pemikiran Sekularis Pluralis Liberalis (SEPILIS) yang dibawa oleh Djohan Efendie, Abdul Mukti Ali, Harun Nasution, Ahmad Wahib, Ahmad Munir Mulkhan, Masdar F Mas’udi, M. Luthfie Assyaukanie, Ulil Abshar Abdalla, dkk Itu adalah pemikiran yang menginspirasinya dan tetap digelutinya ketika kuliah di UIN bertahun-tahun yang lalu.

Sampai-sampai judul skripsi Mahasiswa tersebut sangatlah “SEPILIS”:

“REFORMASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH; DARI EKSLUSIVISME MENUJU INKLUSIVISME.”

Dan rencananya oleh Dekanat mau dibukukan, mungkin karena mendukung Aliran SEPILIS, namun harus diperbaiki di beberapa tempat dalam pengolahan kata.

Andaikan waktu itu tidak ada Tsunami dan Mahasiswa tersebut tidak ke Aceh menjadi relawan sehingga dia jadi mengedit Skripsinya maka sudah terbitlah buku yang berkontribusi merusak pemikiran umat Islam, dan tentu dosanya mengalir padanya sampai hari kiamat.

Takdir Allahlah yang mengubahnya. Di Acehlah dia mendapat hidayah, setelah melihat bekas mayat bergelimpangan, bekas bangunan hancur dimana-mana sebab Tsunami kecuali Masjid dan bertanya kepada dirinya:

“Hanya seperti inikah akhir hidup yang dibangga-banggakan? Ya Allah amat berdosalah diriku.”

Dan akhirnya sejak saat itu hilanglah anasir “SEPILIS” dari dirinya, dan dia bertekad untuk berdakwah menjelaskan kepada murid-muridnya bahaya SEPILIS.

Ya, tidak ada yang tahu masa depan seseorang, apakah husnul khatimah atau su’ul khatimah.

Berdoalah yang baik kawan, kita tidak tahu orang yang menentang Islam model Khalid bin Walid, Umar bin Khattab, Abu Sufyan, dan yg lainnya ternyata menjadi pembela Islam.

Kita juga tidak tahu, Abu Jahal yang sangat menentang Islam ternyata mempunyai anak bernama Ikrimah yang sangat membela Islam.

Kita tidak tahu bahwa Wahsyi pembunuh paman Nabi Hamzah ternyata dialah dikemudian hari menjadi salah satu penumpas pemurtadan di zaman Abu Bakar dan menjadi orang yang membunuh Nabi Palsu.

Dan kita tidak tahu bahwa ada sahabat Nabi bernama ‘Abdah bin ‘Abdurrahim yg Hafizhul Qur’an, Zuhud, Alim malah diujung hidupnya dia Murtad menjadi Kristen dan Suul Khatimah.

Kawan, mari tetap doakan kebaikan meskipun kepada musuh-musuh Islam.

Yallah biha Yallah bihusnil Khatimah….

Wallahu A’lam Bis Shawab.

Bekasi, 03 Juni 2020

13.56 wib

About Apriansyah Bintang

Turut mendiskusikan mispersepsi terhadap Islam dengan hikmah dan mau'izhah hasanah. مناقش أي سوء الفهم للإسلام بالحكمة والموعظة الحسنة Also discuss any misperceptions of Islam with wisdom and good advice.

Posted on 3 Juni 2020, in Diskursus Islam and tagged , , , , , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Silakan komentar bro...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.